Latar belakang langit yang begitu indah dengan lukisan orange bercampur warna kelabu serta sang mentari yang akan segera sembunyi keperaduannya menjadi lukisan indah yang menemani semiliri angin sore yang tertiup sepoi-sepoi menerpa wajah seorang lelaki yang tengah duduk termenung di sebuah teras masjid agung besar di kota Bengkulu.
Reno Hermansyah, itu nama yang tertera di tanda pengenal yang tergeletak di sampingnya, Reno membuka handphonenya, menekan beberapa tombol hingga masuk ke aplikasi Opera yang akan segera membawanya ke dalam dunia Maya, dunia facebook yang sudah menjadi dunia kedua baginya, iseng sore itu ia membuka facebook untuk menanti waktu sholat maghrib yang akan tiba sekitar 1 jam
lagi. layar biru putih dan penuh berbagai macam tulisan telah memenuhi setiap sudut layar handphonenya, seperti biasa tak terlalu banyak notification yang muncul di berandanya, sehingga ia iseng untuk mengecek sebuah profile facebook seseorang yang pasti ia buka setiap ia main facebook semenjak satu tahun yang lalu, perlahan ia mengetik sebuah nama di kota pencarian, dan setelah beberapa saat muncul lah sebuah profil di depan layar handphone RenoReno Hermansyah, itu nama yang tertera di tanda pengenal yang tergeletak di sampingnya, Reno membuka handphonenya, menekan beberapa tombol hingga masuk ke aplikasi Opera yang akan segera membawanya ke dalam dunia Maya, dunia facebook yang sudah menjadi dunia kedua baginya, iseng sore itu ia membuka facebook untuk menanti waktu sholat maghrib yang akan tiba sekitar 1 jam
Sebuah profile dengan nama Lisa Vinata lengkap dengan sebuah foto profile yang anggun dengan kerudung berwarna biru laut, sebuah photo profile yang dulunya hanya sendirian sekarang telah berdua dengan gambar sesosok lelaki, Reno hanya tersenyum kecil melihat photo profile tersebut, tangannya mengerakkan kursor ke bawah dan melihat sebuah status hubungan, ia kembali tersenyum kecil, disana tertulis Lisa Vinata berpacaran dengan Re…
Melihat nama tersebut membawanya jauh kemasa lalu, tepat ketika ia mulai kenal dengan sosok anggun pemilik profile facebook ini.
—
Beberapa berkas yang tersusun rapi tergeletak di depan Reno yang tengah menyandarkan dirinya untuk sekedar melepas penat sehabis lembur pada sabtu sore ini, suasana lenggang dan sepi membuatnya sedikit menghayal jauh, mengharapkan suatu saat nanti, di sore seperti ini ia dapat pergi jalan-jalan dengan seorang gadis yang ia cinta, meski itu hanya sebuah khayalan karena Reno sendiri tak pernah berani mendekati seorang gadis pun, meski sebenarnya mungkin ada yang menyukainya, namun karena sikap cueknya tersebutlah yang membuat sampai ia telah bekerja sekarang tak pernah memiliki pacar sekalipun.
“heiii… melamun aja…” tiba-tiba seorang lelaki mengejutkan Reno dari dunia khayalannya
“ahh… ternyata kamu Sony” jawab Reno singkat membalas kejutan sony, teman satu kantornya tersebut,
“engak ngapel malam ini Ren, hehe?” sindir Sony, sebenarnya ia tahu Reno tak pernah pacaran
“hmm.. ngak ada tuh…”
“begini aj, aku punya nomor cewek, kamu mau ngak?, dicoba dulu ntar kamu kenalan, sapa tau bisa menjadi pacarmu” balas Sony tersenyum menyindir.
Reno berpikir panjang, mungkin tak ada salahnya dicoba siapa tau beneran bisa kenalan
“hmm.. okelah… mana” tanya Reno sembari menyodorkan handphonenya
“ini, nama mereka Vina, Lisa, Meysa, dan Meirisa, tapi eittss tunggu dulu kita berteran, kamu punya nomor cewe ngak?” sebenarnya itu maksud terselubung dari Sony, menambah koleksi nomor cewe di handphonenya
“alaah… kamu kan udah punya istri kok masih minta nomor lagi?” tanya Reno menanggapi keinginannya, meski sebenarnya Reno tahu Sony ini orangnya playboy cap kecap
“udahh… aman itu, aku kan disini bujang lagi, hahahaha” balas Sony dengan enteng, ia bicara begitu karena istrinya tinggal di pulau jawa, sedangkan ia sendirian disini.
Dasar berengsek, itulah yang ada di benak Reno, namun ia tetap mengambil nomor yang diberikan Sony kepadanya sembari memberikan sebuah nomor cewek yang dulu ngak sengaja ia dapatkan dari facebook dan mungkin juga tidak aktif lagi. Keduanya deal dan segera keluar dari kantor, dimana diluar hari telah mulai gelap dan hujan rintik-rintik mulai turun menyelimuti malam minggu yang kelabu di kota bengkulu.
“ahh… ternyata kamu Sony” jawab Reno singkat membalas kejutan sony, teman satu kantornya tersebut,
“engak ngapel malam ini Ren, hehe?” sindir Sony, sebenarnya ia tahu Reno tak pernah pacaran
“hmm.. ngak ada tuh…”
“begini aj, aku punya nomor cewek, kamu mau ngak?, dicoba dulu ntar kamu kenalan, sapa tau bisa menjadi pacarmu” balas Sony tersenyum menyindir.
Reno berpikir panjang, mungkin tak ada salahnya dicoba siapa tau beneran bisa kenalan
“hmm.. okelah… mana” tanya Reno sembari menyodorkan handphonenya
“ini, nama mereka Vina, Lisa, Meysa, dan Meirisa, tapi eittss tunggu dulu kita berteran, kamu punya nomor cewe ngak?” sebenarnya itu maksud terselubung dari Sony, menambah koleksi nomor cewe di handphonenya
“alaah… kamu kan udah punya istri kok masih minta nomor lagi?” tanya Reno menanggapi keinginannya, meski sebenarnya Reno tahu Sony ini orangnya playboy cap kecap
“udahh… aman itu, aku kan disini bujang lagi, hahahaha” balas Sony dengan enteng, ia bicara begitu karena istrinya tinggal di pulau jawa, sedangkan ia sendirian disini.
Dasar berengsek, itulah yang ada di benak Reno, namun ia tetap mengambil nomor yang diberikan Sony kepadanya sembari memberikan sebuah nomor cewek yang dulu ngak sengaja ia dapatkan dari facebook dan mungkin juga tidak aktif lagi. Keduanya deal dan segera keluar dari kantor, dimana diluar hari telah mulai gelap dan hujan rintik-rintik mulai turun menyelimuti malam minggu yang kelabu di kota bengkulu.
Malam itu juga Reno segera mencoba setiap nomor yang ia dapat dari sony tadi sore, tak dihiraukannya cerita panjang lebar dari teman satu kontrakannya Adi yang tengah fall in love dengan kakak tingkat di kampusnya itu, yang ada di benak Reno adalah untuk bisa mendapat sekedar teman smsan cewek malam itu,
“hai, met malem? Boleh kenalan?” begitu isi sms yang Reno ketik, dan segera ia kirim ke empat nomor cewek yang ia dapat tadi.
Detik beganti menit, menit berganti jam dan telah lewat 1 jam lebih, belum ada sms balasan yang masuk ke handphone Reno, karena bosan ia segera bangkit dan mau ikut Adi yang sibuk main game sepak bola di laptopnya,
Tiinngg… suara berulang kali mengema, Reno sadar itu nada pesan dari handphonenya, segera ia berlari dan meninggalkan adi yang terbengong-bengong, segera ia buka, sebuah pesan balasan dari Lisa
“malem juga, maaf bru balaz, boleh… maaf ini siapa ya?” balas nomot tersebut, Reno meloncat girang, tak disangkanya ada juga akhirnya yang membalas smsnya, segera ia balas sms tersebut..
“ini Reno, anak bengkulu, kamu Lisa bukan?” balas Reno, sembari nyengir kuda yang tersungging di bibirnya, Adi yang penasaran bangkit meninggalkan permainannya
“apa sih?, kayaknya seru banget Ren?”
Reno menjelaskan panjang lebar, mengenai nomor yang ia dapat dan si Lisa membalas sms tersebut, Adi hanya mengamini setiap perkataan Reno, malam itu Reno dan Lisa tak henti hentinya saling balas membalas sms, seperti tak ada sekat, dan keduanya sudah seperti sudah lama saling mengenal, dan Reno tanpa sadar bisa ngobrol banyak malam itu, tak seperti biasanya, dan tak terasa sudah hampir pukul 1 malam, dan keduanya saling berpamitan dalam sms tersebut.
“hai, met malem? Boleh kenalan?” begitu isi sms yang Reno ketik, dan segera ia kirim ke empat nomor cewek yang ia dapat tadi.
Detik beganti menit, menit berganti jam dan telah lewat 1 jam lebih, belum ada sms balasan yang masuk ke handphone Reno, karena bosan ia segera bangkit dan mau ikut Adi yang sibuk main game sepak bola di laptopnya,
Tiinngg… suara berulang kali mengema, Reno sadar itu nada pesan dari handphonenya, segera ia berlari dan meninggalkan adi yang terbengong-bengong, segera ia buka, sebuah pesan balasan dari Lisa
“malem juga, maaf bru balaz, boleh… maaf ini siapa ya?” balas nomot tersebut, Reno meloncat girang, tak disangkanya ada juga akhirnya yang membalas smsnya, segera ia balas sms tersebut..
“ini Reno, anak bengkulu, kamu Lisa bukan?” balas Reno, sembari nyengir kuda yang tersungging di bibirnya, Adi yang penasaran bangkit meninggalkan permainannya
“apa sih?, kayaknya seru banget Ren?”
Reno menjelaskan panjang lebar, mengenai nomor yang ia dapat dan si Lisa membalas sms tersebut, Adi hanya mengamini setiap perkataan Reno, malam itu Reno dan Lisa tak henti hentinya saling balas membalas sms, seperti tak ada sekat, dan keduanya sudah seperti sudah lama saling mengenal, dan Reno tanpa sadar bisa ngobrol banyak malam itu, tak seperti biasanya, dan tak terasa sudah hampir pukul 1 malam, dan keduanya saling berpamitan dalam sms tersebut.
Reno begitu bahagia, dipeluknya handphone tersebut, tak pernah menyangka ia akan begitu bahagia malam ini, tak menyangka ia ada seorang cewek yang membalas smsnya begitu ramah meski mereka belum saling mengenal, dan tanpa Reno sadari benih cinta mulai tumbuh terhadap gadis bernama Lisa ini.
Esoknya di hari minggu Reno memilih untuk pergi ke warnet, ia mengecek secara langsung facebook yang diberikan Lisa malam tadi, ketika ia log-in ada sebuah permintaan pertemanan.
Sebuah photo profile dengan gadis anggun berkerudung biru telah meng’add Reno duluan,
“hmm… manis… ini kah Lisa?” gumam Reno
Ia mengotak-atik profile Lisa, melihat seluruh informasi dari gadis ini, lengkap dan mulai saat itu, Reno pun tak segan lagi saling berkomentar dan berkirim pesan di dunia Maya kepada gadis pujaannya ini, meski belum terikat oleh sebuah hubungan dan belum pernah saling bertemu, Reno dan Lisa sudah begitu dekat, dan saling terbuka satu sama lainnya, Reno bepikir inilah cinta pertamanya, dan begitupun Lisa, berharap inilah penantian yang selama ini ia tunggu, lelaki yang akan selalu berada di sampingnya sampai kapanpun.
Suatu hari pernah Reno mengirimkan sebuah pesan ke Lisa
Sebuah photo profile dengan gadis anggun berkerudung biru telah meng’add Reno duluan,
“hmm… manis… ini kah Lisa?” gumam Reno
Ia mengotak-atik profile Lisa, melihat seluruh informasi dari gadis ini, lengkap dan mulai saat itu, Reno pun tak segan lagi saling berkomentar dan berkirim pesan di dunia Maya kepada gadis pujaannya ini, meski belum terikat oleh sebuah hubungan dan belum pernah saling bertemu, Reno dan Lisa sudah begitu dekat, dan saling terbuka satu sama lainnya, Reno bepikir inilah cinta pertamanya, dan begitupun Lisa, berharap inilah penantian yang selama ini ia tunggu, lelaki yang akan selalu berada di sampingnya sampai kapanpun.
Suatu hari pernah Reno mengirimkan sebuah pesan ke Lisa
Ini hatiku, mau kamu beri nomor berapa dalam hati ini?
1 = aku cinta padamu
2 = aku benci kamu
3 = aku dan kamu bagaikan saudara
4 = aku iri padamu
5 = aku sayang kamu
6 = aku tak suka kamu
7 = aku adalah teman terbaikmu
1 = aku cinta padamu
2 = aku benci kamu
3 = aku dan kamu bagaikan saudara
4 = aku iri padamu
5 = aku sayang kamu
6 = aku tak suka kamu
7 = aku adalah teman terbaikmu
Namun ketika itu Lisa malah cuek dan mengalihkan pembicaraan kesms yang lain, meski sebenarnya Lisa tau ia suka dengan Reno, namun ia belum begitu siap menjalani LDR (long Distance Relationship) pada saat itu.
3 bulan sudah Reno saling berbagi cerita dengan Lisa, meski sampai sekarang keduanya belum saling bertemu, dan atas saran Lisa pula Reno pagi hari itu berada di sebuah kampus swasta yang berada di bengkulu, ia akan segera mengambil kuliah sore sembari tetap bekerja di kantornya sekarang,
Reno berdiri di depan meja administarsi dan mengisi formulir pendaftaran masuk kuliah disana, tanpa ia sadari ada seorang gadis manis berambut pendek yang juga sedang melakukan hal yang sama di sampingnya, selesai menulis keduanya saling berhadapan, gadis itu tersenyum ke Reno, dan gadis itu memperkenalkan namanya
“nama saya Maya…”
“ehhmm.. saya Reno..” jawab Reno gugup, hatinya berdegup kencang, apa ini sebenarnya yang namanya jatuh cinta? Sejenak ia lupa dengan Lisa yang selama ini menemaninya dalam dunia Maya.
Keduanya saling bercerita, lancar dan mengalir, ternyata keduanya satu jurusan dan mereka berdua akhirnya saling bertukar nomor handphone.
Reno berdiri di depan meja administarsi dan mengisi formulir pendaftaran masuk kuliah disana, tanpa ia sadari ada seorang gadis manis berambut pendek yang juga sedang melakukan hal yang sama di sampingnya, selesai menulis keduanya saling berhadapan, gadis itu tersenyum ke Reno, dan gadis itu memperkenalkan namanya
“nama saya Maya…”
“ehhmm.. saya Reno..” jawab Reno gugup, hatinya berdegup kencang, apa ini sebenarnya yang namanya jatuh cinta? Sejenak ia lupa dengan Lisa yang selama ini menemaninya dalam dunia Maya.
Keduanya saling bercerita, lancar dan mengalir, ternyata keduanya satu jurusan dan mereka berdua akhirnya saling bertukar nomor handphone.
Di tempat lain di kampus tempat Lisa kuliah, ia sedang berjalan dengan terburu-buru menuju kelasnya, dengan tumpukan buku yang dipegangnya, tanpa sengaja ia betabrakan dengan seorang lelaki, hingga buku tersebut berserakan di lantai, lelaki tersebut segera saja membantu membereskannya, keduanya saling berpandangan, entah apa artinya, tapi keduanya tampak saling menyukai satu sama lain, namun berbeda dengan lelaki tersebut, Lisa langsung menutup dan menampik rasa sukanya tersebut ketika pikirannya melayang mengingat Reno, lelaki yang menemaninya dalam sepi setiap harinya.
“terima kasih…” ujar Lisa
“sama-sama, oh ya kenalkan nama saya Rendra…” jawab lelaki tersebut dengan ramahnya sembari memberikan senyuman yang begitu manis.
“hmm, saya Lisa..” jawab Lisa singkat, keduanya berpisah hati keduanya sebenarnya saling bergetar satu sama lain, namun lagi-lagi Lisa tetap berusaha mempertahankan perasaannya kepada Reno,
Sampai dikelas ia segera mengirimkan pesan ke Reno, namun tumben kali ini Reno begitu lama membalasnya, dan juga tak mengangkat telpon darinya, Lisa gusar…
“terima kasih…” ujar Lisa
“sama-sama, oh ya kenalkan nama saya Rendra…” jawab lelaki tersebut dengan ramahnya sembari memberikan senyuman yang begitu manis.
“hmm, saya Lisa..” jawab Lisa singkat, keduanya berpisah hati keduanya sebenarnya saling bergetar satu sama lain, namun lagi-lagi Lisa tetap berusaha mempertahankan perasaannya kepada Reno,
Sampai dikelas ia segera mengirimkan pesan ke Reno, namun tumben kali ini Reno begitu lama membalasnya, dan juga tak mengangkat telpon darinya, Lisa gusar…
Kembali ke Reno, karena sedang asik mengobrol tak dihiraukannya setiap pesan yang berdering dari handphonenya, pikirannya hanya tertuju kepada gadis manis yang berada di depannya saat ini.
Malam itu malam yang begitu indah bagi Reno, bunga-bunga cinta bermekaran di hatinya, ia tak mengirim sms ke Lisa malam ini, malah sibuk dan gencar memngirimi Maya pesan berulang kali, meski tak begitu ditanggap oleh Maya, namun balasan-balasan singkat itu begitu berarti bagi Reno.
Ketika sedang asik smsan, sebuah sms masuk ke dalam handphone Reno
“aku tak tahu entah mengapa, tapi aku yakin ini yang ingin aku bilang padamu, aku bukanlah seorang punjangga yang mampu bermain syair, dan bukanlah seorang manusia yang memiliki kata kata romantis, namun aku ingin kau tahu, aku ingin menjadi nomor 1” sebuah sms dari Lisa yang mengejutkan Reno, ia bimbang, di satu sisi ia suka Lisa, namun perasaan cintanya begitu besar saat ini kepada si gadis berambut pendek bernama Maya tersebut, di tengah kebimbangan dan tanpa keputusan yang matang ia mengirim balasan ke Lisa, setelah mengingat lagi angka yang dahulu pernah ia kirimkan ke Lisa
“maaf, aku belum bisa sekarang, sebaiknya kita hanya menjadi nomor 7 untuk saat ini”
Lisa tersentak, hatinya begitu perih menerima penolakan tersebut, di kamar kecilnya ia menangis pilu, terisak dibalik bantal guling yang setia menemaninya malam itu, tak menyangka ia akan mengalaminya, hatinya perih..
Tiba-tiba handphonenya berdering lagi, Lisa berpikir itu adalah sms lain dari Reno, ia segera mengambilnya, ternyata bukan, itu pesan dari nomor asing, sebuah sms yang sedikit menenangkan hati Lisa saat itu, dan di ujung sms, pemilik nomor tersebut mengaku bernama Rendra..
“Rendra?, apakah dia lelaki yang tadi siang?” pikir Lisa
Malam itu juga, ia segera mengecek nama Rendra di dalam facebook, ternyata ada banyak dan salah satunya berteman dengan Reno, ternyata benar itu Rendra yang tadi siang, tak sengaja ketika meng’add Rendra, Lisa melihat hal aneh di dinding Reno, ia berkali kali mengirim wall ke seorang gadis cantik berambut pendek disana, yang ternyata seorang gadis yang kuliah satu tempat dengan Reno sekarang, Lisa sadar, ia kalah jauh dari gadis itu, perlahan ia mulai mundur dari mendapatkan hati Reno, ketika itu juga segera ia mengirimkan sebuah tautan lagu ke wall Reno, lagu chrisye yang dinyanyikan ulang d’masiv berjudul “pergilah kasih”.
Malam itu malam yang begitu indah bagi Reno, bunga-bunga cinta bermekaran di hatinya, ia tak mengirim sms ke Lisa malam ini, malah sibuk dan gencar memngirimi Maya pesan berulang kali, meski tak begitu ditanggap oleh Maya, namun balasan-balasan singkat itu begitu berarti bagi Reno.
Ketika sedang asik smsan, sebuah sms masuk ke dalam handphone Reno
“aku tak tahu entah mengapa, tapi aku yakin ini yang ingin aku bilang padamu, aku bukanlah seorang punjangga yang mampu bermain syair, dan bukanlah seorang manusia yang memiliki kata kata romantis, namun aku ingin kau tahu, aku ingin menjadi nomor 1” sebuah sms dari Lisa yang mengejutkan Reno, ia bimbang, di satu sisi ia suka Lisa, namun perasaan cintanya begitu besar saat ini kepada si gadis berambut pendek bernama Maya tersebut, di tengah kebimbangan dan tanpa keputusan yang matang ia mengirim balasan ke Lisa, setelah mengingat lagi angka yang dahulu pernah ia kirimkan ke Lisa
“maaf, aku belum bisa sekarang, sebaiknya kita hanya menjadi nomor 7 untuk saat ini”
Lisa tersentak, hatinya begitu perih menerima penolakan tersebut, di kamar kecilnya ia menangis pilu, terisak dibalik bantal guling yang setia menemaninya malam itu, tak menyangka ia akan mengalaminya, hatinya perih..
Tiba-tiba handphonenya berdering lagi, Lisa berpikir itu adalah sms lain dari Reno, ia segera mengambilnya, ternyata bukan, itu pesan dari nomor asing, sebuah sms yang sedikit menenangkan hati Lisa saat itu, dan di ujung sms, pemilik nomor tersebut mengaku bernama Rendra..
“Rendra?, apakah dia lelaki yang tadi siang?” pikir Lisa
Malam itu juga, ia segera mengecek nama Rendra di dalam facebook, ternyata ada banyak dan salah satunya berteman dengan Reno, ternyata benar itu Rendra yang tadi siang, tak sengaja ketika meng’add Rendra, Lisa melihat hal aneh di dinding Reno, ia berkali kali mengirim wall ke seorang gadis cantik berambut pendek disana, yang ternyata seorang gadis yang kuliah satu tempat dengan Reno sekarang, Lisa sadar, ia kalah jauh dari gadis itu, perlahan ia mulai mundur dari mendapatkan hati Reno, ketika itu juga segera ia mengirimkan sebuah tautan lagu ke wall Reno, lagu chrisye yang dinyanyikan ulang d’masiv berjudul “pergilah kasih”.
Seperti biasa, di kampus Reno, dan teman-teman barunya terus berusaha untuk mendekati Maya, sembari se-sekali Reno membuka facebook, ia terkejut dengan sebuah tautan lagu yang masuk ke dindingnya, sebuah lagu yang dikirim oleh Lisa, tapi ia tak mengerti apa maksud lagu tersebut sehingga hanya dilike nya saja tautan tersebut.
Meski usaha Reno tetap sia sia, karena sepertinya Maya belum juga terlalu merespon sikap dari Reno, namun meskipun begitu mereka tetap berteman dengan akrab.
Meski usaha Reno tetap sia sia, karena sepertinya Maya belum juga terlalu merespon sikap dari Reno, namun meskipun begitu mereka tetap berteman dengan akrab.
Sore itu selepas kuliah, Reno pulang ke curup, karena kuliah dan kerjanya tengah libur dan ada reuni kecil kecilan yang dilakukan teman sekelasnya di waktu sma dahulu, dan juga sesuai rencana Lisa dan Reno dahulu akan bertemu beberapa hari lagi.
Suasana cukup ramai, beberapa teman SMA Reno saling mengobrol karena sudah lama tak bertemu, Reno hanya duduk sendirian di sebuah pojok ruang, bermain dengan handphonenya, seperti biasa ia membuka facebook dan profile yang ia buka kalau ngak Lisa ya Maya.
“ren… apa kabar?” tiba-tiba Rendra, teman Reno mengejutkannya dari belakang
“oh, Rendra, baik, kamu apa kabar?” balas Reno singkat
Keduanya ngobrol panjang hingga tibalah Rendra masuk pertanyaan yang tak diduga oleh Reno
“kamu kenal Lisa ya?, dia pacar kamu?” tanya Rendra
“eh… kamu tau dari mana aku dekat dengan dia?, engak kami Cuma temanan..” jawab Reno singkat sembari berlalu meninggalkan Rendra, dia sedikit terkejut dan bertanya-tanya kenapa Rendra tau tentang Lisa, ada sedikit rasa geram di hatinya
“ren… apa kabar?” tiba-tiba Rendra, teman Reno mengejutkannya dari belakang
“oh, Rendra, baik, kamu apa kabar?” balas Reno singkat
Keduanya ngobrol panjang hingga tibalah Rendra masuk pertanyaan yang tak diduga oleh Reno
“kamu kenal Lisa ya?, dia pacar kamu?” tanya Rendra
“eh… kamu tau dari mana aku dekat dengan dia?, engak kami Cuma temanan..” jawab Reno singkat sembari berlalu meninggalkan Rendra, dia sedikit terkejut dan bertanya-tanya kenapa Rendra tau tentang Lisa, ada sedikit rasa geram di hatinya
Hari yang ditentukan tiba, akhirnya kedua insan yang telah berkenalan cukup lama ini bertemu juga, di sebuah kebun teh dengan hamparan yang begitu indah dan luasnya, membentu horizon di setiap ujungnya, ditemani semilir angin sore hari yang begitu dingin dan juga kabut tipis menyelimuti beberapa bagiannya.
Reno berdiri tegak menatap seorang gadis yang tak ia sangka begitu anggun, bagitu manis dengan sebuah kerudung birunya yang melambai lambai terbang ditiup angin sore itu, ia tersenyum manis kepada Reno, ia sadar dan sangat menyesal telah menolak wanita ini, namun dibenak Reno, mungkin ia masih punya kesempatan.
Keduanya duduk di sebuah bangku di atas sebuah bukit yang penuh dengan pohon-pohon teh tersebut, sesekali ada beberapa ibu-ibu pemetik teh yang lewat, keduanya mengobrol meski tak selepas dan tak sebebas ketika mereka ngobrol lewat dunia Maya, hati Reno tenang, namun berbeda dengan Lisa, ia tak begitu merasa pertemuan ini seistimewa yang dirasakan Reno, yang hanya ada di benaknya sekarang mungkinlah seorang lelaki yang beberapa hari lalu ia temui, Rendra…
Keduanya berpisah, ketika sang mentari sudah hampir mau turun keperaduannya, Reno mengantar Lisa ke tempat temannya, tidak langsung ke rumahnya, keduanya berpisah, yah sebuah pertemuan pertama dan tak tahu apakah akan jadi pertemuan yang terakhir kalinya dalam hidup mereka, yang jelas sekarang sudah berbalik, Reno yang jatuh cinta berat, sedangkan Lisa tak ada perasaan lagi dengan Reno.
Meski perasaan ke Lisa telah kembali menggebu gebu, Reno masih bimbang untuk menjalani hubungan jarak jauh jika memang mereka jadian sehingga, fokusnya tetap ke Maya saat ini.
Namun alangkah terkejutnya Reno ketika ia baru sampai ke kampusnya, Maya sedang diantar oleh seorang lelaki menggunakan sebuah motor besar yang gagah, Reno kalah telak, dan ketika Maya sudah berada di dalam kelas
“diantar siapa tadi may?” tanya Reno
“ehmm…itu tadi?, dia hengki, cowo aku…?” jawab Maya singkat sembari mengambil tempat duduk yang jauh dari Reno.
Hati Reno terhenyak, tak adakah lagi, atau sudah terlambatkah dirinya, dan dari informasi yang ia korek dari teman Maya, ternyata hengki dan Maya barusan jadian beberapa hari ini.
Namun alangkah terkejutnya Reno ketika ia baru sampai ke kampusnya, Maya sedang diantar oleh seorang lelaki menggunakan sebuah motor besar yang gagah, Reno kalah telak, dan ketika Maya sudah berada di dalam kelas
“diantar siapa tadi may?” tanya Reno
“ehmm…itu tadi?, dia hengki, cowo aku…?” jawab Maya singkat sembari mengambil tempat duduk yang jauh dari Reno.
Hati Reno terhenyak, tak adakah lagi, atau sudah terlambatkah dirinya, dan dari informasi yang ia korek dari teman Maya, ternyata hengki dan Maya barusan jadian beberapa hari ini.
Malam itu, Reno galau, hatinya kacau balau, ketika itu ia ingat dengan Lisa…
Segera saja ia sambar handphonenya, dan diketiknya sebuah sms ke nomor Lisa
Segera saja ia sambar handphonenya, dan diketiknya sebuah sms ke nomor Lisa
“Lisa, aku sadar, setelah pertemuan kita kemarin, aku sadar perasaanku yang sesungguhnya kepadamu, aku ingin aku dan kamu menjadi yang nomor 1, aku cinta kamu Lisa…”
Dan beberapa menit kemudia Lisa membalas sms tersebut
“maaf ren… seperti yang kau bilang dahulu kita mungkin dan akan selamanya jadi yang nomor 7, maaf… aku sudah anggap kamu sebagai teman terbaikku, tapi tidak sebagai kekasih, maafkan aku…”
Dan apa yang dialami Lisa beberapa bulan yang lalu akhirnya dirasakan juga oleh Reno, ia merasakan pedihnya ditolak oleh seseorang, malam itu ia tak bisa tidur, hatinya kacau, ia tak tahu harus kemana,
Dan beberapa hari kemudian kondisi diperparah oleh kacaunya pekerjaan dan kuliahnya yang berantakan, ia juga bermusuhan dengan sony sekarang dikarenakan sony yang sedang ribut dengan istrinya menganggap Renolah yang membocorkan rahasia selingkuhannya tersebut.
Di tengah kalut, Reno masih juga sempat membuka facebook, hatinya terhenyak kini photo profile Lisa sudah berganti, di sampingnya ada seseorang lelaki yang ia kenal, ya Rendra…
Dan hubungan di statusnya pun berubah Lisa vinata berpacaran dengan Rendra syahputra, Reno terdiam tak disangkanya semuanya akan menjadi seperti ini, dibukanya kembali dindingnya sendiri, ia lihat kembali tautan yang dikirimkan Lisa, kini ia sadar apa maksud dari lagu tersebut, ia sadar betapa ia begitu jahat kepada Lisa pada waktu itu, bait demi bait lagu tersebut ia dengar, dan sadarlah pula Reno bahwa setiap bait demi bait lagu tersebut mewakili perasaan Lisa pada saat itu.
Dan beberapa hari kemudian kondisi diperparah oleh kacaunya pekerjaan dan kuliahnya yang berantakan, ia juga bermusuhan dengan sony sekarang dikarenakan sony yang sedang ribut dengan istrinya menganggap Renolah yang membocorkan rahasia selingkuhannya tersebut.
Di tengah kalut, Reno masih juga sempat membuka facebook, hatinya terhenyak kini photo profile Lisa sudah berganti, di sampingnya ada seseorang lelaki yang ia kenal, ya Rendra…
Dan hubungan di statusnya pun berubah Lisa vinata berpacaran dengan Rendra syahputra, Reno terdiam tak disangkanya semuanya akan menjadi seperti ini, dibukanya kembali dindingnya sendiri, ia lihat kembali tautan yang dikirimkan Lisa, kini ia sadar apa maksud dari lagu tersebut, ia sadar betapa ia begitu jahat kepada Lisa pada waktu itu, bait demi bait lagu tersebut ia dengar, dan sadarlah pula Reno bahwa setiap bait demi bait lagu tersebut mewakili perasaan Lisa pada saat itu.
Di tengah kegalauan tersebut, sebuah fp menarik muncul di beranda, dengan nama strawberry, Reno yang tengah hancur tersebut mencoba mencari pencerahan dari fp tersebut, sebuah fp yang banyak mengulas berbagai cerita dan kegiatan islami, dan dari sana ia sadar, bahwasanya hubungan pacaran itu hanya akan merusak hati saja,
Semakin lama Reno semakin tertarik dengan fp tersebut, dia pun juga bergabung dengan berbagai grup lain yang mengulas cinta yang sesuai syariat islam, tak hanya disitu semangatnya untuk lebih mendalami islam pun lebih menggebu gebu kini, tawaran temannya untuk dicarikan pacar ditolaknya mentah-mentah, dan kini ia lebih sering sholat di masjid dan berbagai kegiatan islami positif lainya, dan itu juga didukung dengan kondisi adi yang tak jauh berbeda dengan Reno, setelah beberapa banyak pengorbanan dan usaha yang ia lakukan kepada ayuk tingkatnya ternyata berbalas pahit, si ayuk tingkat tersebut malah berpacaran dengan orang lain, dan oleh karena itu Reno dan adi pun sepakat untuk lebih menyerahkan jodoh kepada yang maha kuasa, sembari terus berusaha untuk berikhtiar dan memperbaiki diri, termasuk yang ia lakukan sore itu, kebiasaan baru Reno yang sering sholat ke masjid agung di kotanya.
Semakin lama Reno semakin tertarik dengan fp tersebut, dia pun juga bergabung dengan berbagai grup lain yang mengulas cinta yang sesuai syariat islam, tak hanya disitu semangatnya untuk lebih mendalami islam pun lebih menggebu gebu kini, tawaran temannya untuk dicarikan pacar ditolaknya mentah-mentah, dan kini ia lebih sering sholat di masjid dan berbagai kegiatan islami positif lainya, dan itu juga didukung dengan kondisi adi yang tak jauh berbeda dengan Reno, setelah beberapa banyak pengorbanan dan usaha yang ia lakukan kepada ayuk tingkatnya ternyata berbalas pahit, si ayuk tingkat tersebut malah berpacaran dengan orang lain, dan oleh karena itu Reno dan adi pun sepakat untuk lebih menyerahkan jodoh kepada yang maha kuasa, sembari terus berusaha untuk berikhtiar dan memperbaiki diri, termasuk yang ia lakukan sore itu, kebiasaan baru Reno yang sering sholat ke masjid agung di kotanya.
“allahuakbar…allahuakbar…” sebuah adzan maghrib mengumandang kencang membelah angkasa, menyadarkan Reno dari lamunan panjang tentang masa lalunya tersebut, ditutupnya handphone dan segera ia ambil wudhu lagi, ia sholat berjemaah dengan beberapa orang laiinya disana, setelah berdoa ia pun keluar dan akan segera pulang ke rumah..
“aduuh…” tiba tiba suara muncul di sebelahnya, seorang gadis yang berkerudung panjang, lengkap dengan baju terusannya yang menutup setiap senti dari auratnya terjatuh di tangga, buku buku dan makalah yang ia pegang berserakan di tangga masjid, Reno yang melihat hal tersebut segera membantunya, dipunggutnya buku buku tersebut, sekilas ia sempat melihat nama gadis itu.
“syukron…” jawab gadis itu pelan sembari langsung segera ke arah motor mionya yang tengah terparkir di lapangan
“afwan…” jawab Reno singkat, ia tersenyum lepas… hatinya merkah, meski ia sadar ia tak boleh menjatuhkan perasaan itu kepada seseorang yang belum halal baginya..
“meyda…” gumam Reno pelan… sembari masih tersenyum dan membayangkan gadis tadi
“astaghfirullah…” lafas Reno, ia tersadar dan segera mengambil motor bebeknya yang terpakir di lapangan dan segera pulang kerkontrakannya
“aduuh…” tiba tiba suara muncul di sebelahnya, seorang gadis yang berkerudung panjang, lengkap dengan baju terusannya yang menutup setiap senti dari auratnya terjatuh di tangga, buku buku dan makalah yang ia pegang berserakan di tangga masjid, Reno yang melihat hal tersebut segera membantunya, dipunggutnya buku buku tersebut, sekilas ia sempat melihat nama gadis itu.
“syukron…” jawab gadis itu pelan sembari langsung segera ke arah motor mionya yang tengah terparkir di lapangan
“afwan…” jawab Reno singkat, ia tersenyum lepas… hatinya merkah, meski ia sadar ia tak boleh menjatuhkan perasaan itu kepada seseorang yang belum halal baginya..
“meyda…” gumam Reno pelan… sembari masih tersenyum dan membayangkan gadis tadi
“astaghfirullah…” lafas Reno, ia tersadar dan segera mengambil motor bebeknya yang terpakir di lapangan dan segera pulang kerkontrakannya
Angin malam itu menerpa setiap senti wajah Reno yang penuh dengan keringat, menyelusup kedalam relung hati Reno, sebuah hati yang telah sembuh dari luka lama yang tak akan ia ulangi lagi di masa yang akan datang, sebuah hati yang hanya akan ia berikan kepada seorang gadis, gadis yang kelak akan benar-benar telah halal baginya…