Wednesday, November 6, 2013

ORANG TUE KE JODOH AKU???

“Hei… Kapan punya pacar?” Sapaan yang selalu membuatku bosan, apa tidak ada sapaan lain yang lebih enak di dengar telinga, ya.. Tiap kali ada yang bertanya tentang pacar aku malas rasanya, prioritas hidupku adalah mengejar prestasi yang ingin ku persembahkan untuk kedua orang tua ku, terserah apa kata teman-teman yang menganggap aku terlalu kolot dalam memandang urusan cinta. Untukku aku tidak ingin mengecewakan kedua orang tua ku, dan jika dapat jodoh maka aku hanya ingin berjodoh dengan dia yang sekali seumur hidupku.
Pada perjalanannya begitu banyak laki-laki berusaha menarik perhatianku, tak jarang aku hampir tergoda untuk menerima cinta mereka, tapi entah mengapa sesempurna apapun laki-laki itu pasti ada saja keburukan mereka terlihat di mataku.
“Parah… Gak ada lelaki kayak yang lo mau kalau lo terus gitu, ya… lo gak bakal punya pacar..” Umpat sahabatku setengah marah padaku, ya mungkin aku memang parah, karena telah melepas lelaki hebat yang menunggu ku hampir 5 tahun, dan aku lepas hanya karena dia mer*kok di depanku…, emh.. Mau gimana lagi hatiku langsung terkunci begitu dia berbicara dengan sedikit kesal sambil mer*kok, dia kesal karena aku selalu menghindarinya, dia ingin aku seperti perempuan kebanyakan yang mau menjalani hubungan pacaran dengannya secara normal, tapi aku ya aku… Aku tidak akan berkata iya jika dia bukan yang ku cari.
Klise memang… Aku hanya ingin jatuh cinta sekali saja, menikah dengan dia yang berakhlak baik, cerdas, menenangkan, bisa beladiri, jago main musik, taat ibadah, dewasa, tidak mer*kok dan minum kopi, ha… ha… Malah sebagian temanku bilang mustahil, tapi tidak bagiku karena aku percaya, tuhan akan memberikan aku lelaki terbaik yang dia kirimkan untukku.
Seiring berjalannya waktu, aku benar-benar menemukan lelaki yang aku idamkan dia laki-laki yang tidak pernah aku sangka akan menjadi cintaku, cinta pertamaku yang kemudian berlabuh di bahtera rumah tangga.
Tidak sedikit pun aku membayangkan akhirnya lelaki yang ku cari adalah dia, dia yang ternyata dalam diamnya menyukai ku, dia yang dalam diamnya mencintaiku, bukan hanya aku yang terkejut, seluruh orang yang mengenalnya juga.
Dia bukanlah kawanku, bahkan bukan juga orang yang aku harap jadi pendampingku, bicara dengannya saja tidak pernah, melihatnya kadang bikin kesal karena dia termasuk orang yang melarang aku untuk ikut kejuaraan beladiri yang aku idamkan, tiap kali aku ikut kejuaraan dia melarang, dia adalah ketua wilayah perguruanku, pelatih dari pelatih beladiriku, dengan dalih peraturan perguruan harus di taati aku selalu dilarang ikut, amarahku memuncak bahkan dia menjadi sosok yang ku benci, saking bencinya aku memutuskan untuk berhenti dari perguruan karena merasa kebebasanku dalam berprestasi di kekang.
Tapi tiap kali aku meminta ijin keluar perguruan dia pasti punya cara untuk membuat aku mengurungkan niatku, namun pada akhirnya aku memutuakan keluar perguruan karena aku mulai sibuk kuliah.
Orang itu, ya dia sebut saja arif ketua wilayah itu malah makin sering datang ke rumahku, dia ke rumah untuk ajak adikku ngejam bareng ke studio musik, tanpa terasa sudah 2 tahun aku berhenti dari perguruan dan arif pun sudah 2 tahun selalu bertandang ke rumah untuk bermusik dengan adikku, aku tidak pernah menyangka bahwa sesungguhnya ia mencintaiku.
Hari itu dia mengungkapkannya padaku, melalui sms pagi dia selalu membangunkan aku, aku bingung, kenapa tiba-tiba orang itu begitu manis, penampilannya yang dulu ku anggap cupu kini berbeda, dia berubah 180 derajat, satu persatu hal baru dalam dirinya begitu terlihat, tanpa aku sadari semua yang ada dalam dirinya adalah yang aku cari.
Aku mulai gamang dengan hati ini, ungkapan cintanya padaku membuat aku bingung, aku bingung dengan perbedaan usia kami yang cukup jauh, umurku baru 20 tahun saat itu, dia sudah 31 tahun, usia yang matang untuk menikah, sedangkan aku.. Masih jauh menurutku, masih banyak impian yang ingin aku raih.
Seiring hari aku menjalani kisah cintaku dengannya, semakin aku mengenalnya aku semakin jatuh cinta, akhirnya aku memutuskan bersedia dipinangnya… Dengan satu keyakinan dalam hatiku bahwa dia adalah lelaki terbaik yang tuhan kirim buatku, usia bukanlah masalah, perbedaan usia 12 tahun justru anugerah yang diberi tuhan karena kedewasaannya membuat aku nyaman dan bahagia hidup bersamanya.
Ya aku bahagia bersamanya, aku bisa tetap meraih impianku untuk menyelesaikan pendidikanku bahkan meraih beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang yg lebih tinggi, dan bekerja di salah satu tempat bergengsi di negeri ini
Ya… Percayalah akan cinta dan harapan, saat kau percaya kau pasti akan mendapatkannya.
Seperti aku yang mendapatkan cinta seperti impianku, sekarang tahun ke 8 pernikahan kami, dan aku makin menyayanginya.